Tujuan selanjutnya adalah Vigan City *orang setempat nyebutnya BIGAN*, satu-satunya UNESCO World Heritage Site di Philippine. Kota tua dengan gagrak arsitektur Spanyol ini pertama kali liat dimajalah. Eksotis, romantis, dan pastinya keren gitu, terlebih pas malam hari. Bandara terdekat dari Vigan ini ada di Laoag (+/- 85 km). So mampir bentar ke Laoag.
Penerbangan Manila -Laoag menempuh masa +/- 1 jam perjalanan menggunakan pesawat ATR 72-500 yg masih pake baling-baling bambu. Mana penerbangan malem dan kondisi langit agak mendung, jadi ya berasa ada Inul ngebor di pesawat gitu dah. Alhamdulillah bisa mendarat dgn selamat *sun kanan kiri pramugari ama pramugaranya*. Kita mendarat di Laoag Airport yg ada di Ilocos Norte, di Vigan ndak ada bandara komersial, jadi ya mau ndak mau musti mendarat disini. Bandaranya ndak besar-besar banget, cukup 1 conveyor belt dengan dinding bata merah ekspose yg ciamik banget. Penerbangan ke Laoag Airport ini antara lain Cebu Pacific Air, Philippine Air, dan direct flight dari Hongkong dan mainland China. Selesai urusan bagasi, cabut ke terminal bus Partas make treik. Sampai terminal sekitar jam 20.00, istirahat bentar, lalu sekitar jam 21.10 baru berangkat ke Vigan.
Seperti perjalanan sebelumnya, sepanjang jalan kita diiringi sama musik-musik yg sungguh menentramkan pendengaran, cukup dengan +/- PHP 121 udah dapet bus dgn A/C, kursi 2-2, dan nyaman. Setelah +/- 2 jam perjalanan, sampailah kita di terminal bus Partas Vigan, yg ada didepan Vigan Public Market. Naek treik lagi buat ke Villa Angela.